Wednesday, June 15, 2016

Laporan Magang "TEKNIK PEMBEKUAN CUMI-CUMI (Loligo sp.) DI PT. PUTRI INDAH PELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA BELAWAN GABION SUMATERA UTARA



I.                   PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Belawan merupakan salah satu kawasan percontohan Minapolitan Perikanan Tangkap tahun 2011. Sebagai zona inti kawasan Minapolitan Kota Medan, PPS Belawan memiliki letak strategis yang menjadi daya dukung dalam pengembangan kawasan Minapolitan.Posisi PPS Belawan sangatlah strategis, karena terletak di perairan pantai timur Sumatera (Selat Malaka). Fishing Ground : WPP-RI 571 (Selat Malaka) dan WPP-RI 711 (Laut Natuna) dan termasuk salah satu Outering Fishing Port. Terdapat sekitar ± 12 industri penanganan hasil perikanan yang berada dibawah naungan PPS Belawan. Salah satu industri hasil perikanan yang berada dibawah naungan PPS Belawan adalah PT. Putri Indah.
PT. Putri Indah adalah perusahaan atau industri penanganan hasil perikanan yang bergerak dibawah naungan PPS Belawan. Perusahaan ini melakukan penanganan pada hasil perikanan yang tergolong ikan demersal dan Cephalopoda saja. PT. Putri Indah melakukan penanganan hasil perikanan dengan menggunakan teknik Semi-Contact Plate Freezer yang juga merupakan alat yang digunakan.
Semi-Contact Plate freezer sangat cocok untuk membekukan produk perikanan yang dikemas dalam kotak-kotak persegi dengan berat 2 – 4 kg. Produk perikanan yang sering dibekukan dengan freezer jenis ini adalah udang, fillet, fish stick, Chephalopoda dan fish block. Oleh karena itu perlunya survei untuk teknik pembekuan mana yang diterapkan pada bahan baku cumi-cumi(Loligo sp.), proses pembekuan pada teknik tersebut, dan juga kelemahan-kelemahan yang dimiliki teknik ini di PT. Putri Indah, Pelabuhan Perikanan Samudera Belawan Gabion, Sumatera Utara.
1.2.Tujuan
Secara umum tujuan magang ini adalah mengetahui teknik pembekuan yang cocok digunakan untuk pembekuan cumi-cumi (Loligo sp.) yang ada di wilayah survei. Secara khusus tujuan dari magang ini adalah mengetahui lebih dalam tentang teknik pembekuan yang diterapkan, mengetahui ketahanan terhadap cumi-cumi (Loligo sp.) yang telah dibekukan, dan mengetahui kekurangan maupun kelebihan pembekuan dengan teknik yang digunakan.
1.3.Manfaat
Secara umum manfaat yang diperoleh dari magang ini adalah sebagai sumber informasi bagi penulis maupun pembaca tentang teknik pembekuan yang cocok untuk cumi-cumi (Loligo sp.). Secara khusus manfaat yang diperoleh dari laporan magang ini adalah menambah wawasan penulis maupun pembaca dalam beberapa hal seperti teknik pembekuan yang cocok digunakan untuk pembekuan cumi-cumi (Loligo sp.), dan kelemahan juga kelebihan yang dimiliki teknik pembekuan tersebut.











II.                TINJAUAN PUSTAKA
2.1.  Pelabuhan Perikanan Samudera Belawan
Pembangunan Pelabuhan Perikanan Samudera Belawan telah dirintis sejak tahun 1975 melalui “Proyek Pembinaan Kenelayanan (PK) Gabion Belawan” yang dilaksanakan oleh Departemen Perhubungan melalui ADPEL Belawan guna mengelola aktifitas perikanan di Gabion, Belawan.  Namun dalam perkembangannya pelaksanaan kegiatan tersebut kurang berjalan lancar sehingga pada tanggal 16 Januari 1978 terjadi serah terima pengelolaan PK Gabion dari Direktorat Jenderal Perhubungan Laut (Dep.Perhubungan) kepada Direktorat Jenderal Perikanan (Dep. Pertanian). (Ditjen Perikanan Tangkap)
Atas dasar penyerahan tersebut, pada tanggal 22 Mei 1978 Pelabuhan Perikanan Samudera Belawan diresmikan oleh Menteri Pertanian melalui Surat Keputusan No. 310 tahun 1978, namun pada saat itu statusnya masih Pelabuhan Perikanan Nusantara. (Ditjen Perikanan Tangkap)
Kemudian pada tanggal 1 Mei 2001 melalui Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan yang sesuai dengan SK No. 26/I/MEN/2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Pelabuhan Perikanan, status pelabuhan yang semula nusantara berubah menjadi Pelabuhan Perikanan Samudera Belawan (PPS Belawan). (Ditjen Perikanan Tangkap)
PPS Belawan merupakan salah satu kawasan percontohan Minapolitan Perikanan Tangkap tahun 2011. Sebagai zona inti kawasan Minapolitan Kota Medan, PPS Belawan memiliki letak strategis yang menjadi daya dukung dalam pengembangan kawasan Minapolitan. (Ditjen Perikanan Tangkap)
Posisi PPS Belawan sangatlah strategis, karena terletak di perairan pantai timur Sumatera (Selat Malaka). Fishing Ground : WPP-RI 571 (Selat Malaka) dan WPP-RI 711 (Laut Natuna) dan termasuk salah satu Outering Fishing Port. (Ditjen Perikanan Tangkap)
Akses jalan dari PPS Belawan menuju Pelabuhan Umum Belawan sangat dekat (± 1 Km) karena berada dalam satu kawasan. Jarak dari PPS Belawan menuju Bandara Kuala Namu ± 45 Km dengan waktu tempuh ± 1 jam melalui jalan tol.(Ditjen Perikanan Tangkap)
2.2.  Klasifikasi Cumi-Cumi (Loligo sp.)
Menurut Niakhulwa (2012), cumi-cumi dapat diklasifikasikan menjadi :
Domain             :Eukarya
Kingdom           :Animalia
Filum                 :Mollusca
Kelas                 :Cephalopoda
Ordo                  :Teuthida 
Subordo            :Myopsina 
Famili                :Loliginidae 
Genus                :Loligo
Spesies              : Loligo sp.

Dalam usaha perikanan, dikenal adanya produk nonikan. Satu diantara produk nonikan yang penting adalah hewan-hewan Chephalopoda. Nama Chephalopoda berasal dari bahasa Yunani(Greek). Asal katanya adalah kata cephal yang berarti “kepala” dan pous(=podos) yang berarti “kaki”. Jadi, Chephalopoda adalah hewan yang berkaki dikepala. Secara umum, chephalopoda terbagi atas 4 golongan besar, yaitu sotong (Cuttlefish), cumi-cumi (Squid), gurita (octopus), dan suen chiu (argonauta).(M. Gufran &  Kordi, 2010)
Cumi-cumi atau saisuwak mempunyai tubuh relatif lebih panjang, langsing dan bagian belakang meruncing(rhomboidal). Cangkang terletak didalam rongga mantel, berwarna putih transparan, berbentuk pena atau bulu, dan terbuat dari kitin. Mantel berwarna putih dengan bintik-bintik ungu hingga kehitaman dan diselubungi selaput tipis berlendir. Pada sebuah sisi bagian dorsal mantel terdapat sirip lateral berbentuk segitiga. Kepalanya besar dengan 8 lengan dan 2 tentakel panjang. Permukaan lengan bagian dalam dilengkapi batil isap, sedangkan pada tentakel batil isap hanya terdapat di ujung-ujungnya. Ujung pasangan lengan IV pada cumi-cumi(Loligo sp.) jantan berubah menjadi hectocotylus. (M. Gufran&  Kordi, 2010)
Cumi-cumi  sering juga disebut panah laut karena keunikan cara hewan  ini saat lepas menembus air. Cumi-cumi memiliki 10 buah tentakel, yaitu 2 buah tentakel panjang dan 8 buah tentakel dengan alat isap. Alat isap pada tentakel digunakan untuk menangkap dan memegang mangsa. Matanya tidak memiliki kelopak mata. Cumi-cumi menghisap air melalui rongga mantel. Selanjutnya, air akan dikeluarkan melalui suatu pembuluh lentur yang disebut sifon. Pancaran air yang keluar melalui sifon berguna untuk mendorong hewan itu bergerak kearah belakang secara cepat. Pengeluaran tinta dari kantong tinta juga melalui sifon tersebut. Cumi-cumi memiliki dua buah sirip yang merupakan perluasan dari mantel. Sirip tersebut digunakan sebagai alat kemudi yang juga dapat mendorong cumi-cumi secara perlahan ke arah depan atau ke arah belakang. Cumi-cumi memiliki rangka dalam dari bahan kitin. Jenis cumi-cumi yang biasa dikenal antara lain adalah cumi-cumi biasa (Loligo pealei), cumi-cumi terbang (Ommastrephes bartrami) dan cumi-cumi raksasa (Architeuthis imperator). (Wijaya Jati, 2007)
2.3.  Habitat Cumi-Cumi (Loligo sp.)
Habitat cumi-cumi (Loligo sp.) adalah perairan laut terbuka. Cumi-cumi lebih banyak bergerak pada massa air untuk mengejar mangsanya. Cumi-cumi (Loligo sp.) bersifat fototaxis positif, suka atau tertarik mendekati cahaya. Bila mereka terancam, cumi-cumi akan bergerak mundur secara cepat dengan cara menyemburkan air dari dalam rongga mantel melalui sifon atau menyemburkan tinta yang berwarna hitam kebiruan. Setelah disemprotkan, cairan tinta tersebut tidaklah segera larut, tetapi tetap menggumpal. Pada saat itu pula, cumi-cumi akan segera meninggalkan musim kawin cumi-cumi juga terjadi pada permulaan musim penghujan dan awal musim kemarau.
Cumi-cumi tidak mengenal kehidupan larva. Itu berarti bahwa begitu menetas, cumi-cumi langsung berbentuk seperti induknya. Sebagai komponen biotik dalam ekosistem laut, anak  cumi-cumi juga menjadi mangsa dari organisme laut lain. Jenis pemangsa yang menyukai anak cumi-cumi adalah lumba-lumba, anjing laut, singa laut, ikan paus, burung laut, dan ikan-ikan. Cumi-cumi dapat tumbuh hingga mencapai ukuran berat 20 kg, namun ukuran terbesar yang umumnya tertangkap adalah 6-7 kg. Di Samudera Atlantik bagian barat , tepatnya di lepas pantai Brasil pada kedalaman 4,735 m,  tertangkap cumi-cumi dengan tentakel sepanjang 7 cm. Cumi-cumi berukuran besar ini  juga pernah ditemukan di Samudera Pasifik, Samudera Hindia, dan di teluk Meksiko. Para ilmuwan biologi laut menduga bahwa cumi-cumi ini adalah jenis dewasa dari keluarga cumi-cumiMagnapinnidae ( Media Indonesia, 27/12/2001). ( M.Ghufran dan Kordi, 2010)
2.4.  Komposisi Cumi-Cumi (Loligo sp.)
Ditinjau dari nilai gizi,cumi-cumi memiliki kandungan gizi yang luar biasa karena kandungan proteinnya cukup tinggi, yaitu 17,9 gram per 100 gram cumi-cumi segar. Daging cumi-cumi memiliki kelebihan dibanding dengan hasil laut lain, yaitu tidak ada tulang belakang, mudah dicerna, memiliki rasa dan aroma yang khas, serta mengandung semua jenis asam amino essensial yang diperlukan oleh tubuh. Asam amino essensial yang dominan adalah leuisin, lisin dan fenilalanin. Sementara kadar asam amino non essensial yang dominan adalah asam glutamat dan asam aspartat. Kedua asam aminon tersebut berkontribusi besar terhadap timbulnya rasa sedap dan gurih. Itu sebabnya, secara alami cumi-cumi telah memiliki cita rasa gurih, sehingga dalam pengolahannya tak perlu ditambahkan penyedap (seperti Monosodium glutamat atau MSG). (Anonymous,2011) 
Komposisi kimia dan nilai gizi daging cumi-cumi (Loligo sp.) dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Komposisi Kimia dan Nilai Gizi Daging Cumi-Cumi (Loligo sp.)
No
Kandungan
Satuan
Komposisi
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Energi
Protein
Lemak
Karbohidrat
Kalsium
Fosfor
Zat besi
Vitamin B1
kalori
gram
gram
gram
mgram
mgram
mgram
mgram
75
17,9
0,7
0,1
32
200
1,8
0,08


2.5.  Pengertian Pembekuan
            Pada prinsipnya, pembekuan adalah suatu usaha untuk mengurangi kadar air produk bahan pangan sampai serendah mungkin. Pada umumnya, produk perikanan memiliki kandungan air sekitar 70-80%sehingga sangat cocok bagi kehidupan dan perkembangan berbagai mikroorganisme yang dapat merusak dan menurunkan mutu produk perikanan tersebut. Pengawetan dilakukan agar terjadi keseimbangan antara tekanan uap air dalam larutan dan tekanan uap air murni pada suhu yang sama. Keadaan yang demikian biasanya disebut juga dengan Aw (Activity of water). Beberapa ahli mengemukakan bahwa Aw merupakan kelembaban relatif (%RH) dimana bahan makanan tidak akan kehilangan air lagi. (Kanna, 2005)
Seperti halnya proses pendinginan, proses pembekuan juga bertujuan mengawetkan sifat-sifat alami ikan dengan cara menghambat aktivitas bakteri maupun aktivitas enzim. Selama proses pembekuan berlangsung, terjadi pemindahan panas dari tubuh ikan yang bersuhu lebih tinggi ke refrigerant yang bersuhu rendah. Dengan demikian kandungan air didalam tubuh ikan akan berubah bentuk menjadi kristal es. Kandungan air ini terdapat didalam sel jaringan dan ruang antar sel. (Afrianto dkk, 2011)
Berdasarkan urutannya, proses pembekuan ikan akan dimulai dari bagian luar menuju bagian dalam tubuh. Cairan tubuh yang pertama kali membeku adalah air bebas, kemudian disusul dengan air tak bebas. Air tak bebas sukar sekali membeku karena titik bekunya sangat rendah. (Afrianto dkk, 2011)
2.6.  Pengaruh Pembekuan terhadap Bakteri
Menurut Afrianto dkk (2011), proses pembekuan dapat menghambat ataumenyebabkan kematian sebagian besar bakteri, karena :
1.      Proses pembekuan mengubah cairan  tubuh ikan menjadi kristal-kristal es sehingga kehidupan bakteri akan terganggu dan mengalami kesulitan dalam menyerap makanannya.
2.      Selain cairan tubuh ikan, cairan yang terdapat didalam sel bakteri juga membeku. Akibat pembekuan ini, volume cairan sel bakteri menjadi besar dan akan memecahkan dinding sel bakteri, sehingga mematikan bakteri.
Proses pembekuan juga akan menghambat aktivitas penyebab proses pembusukan lainnya, seperti mikroorganisme, enzim-enzim, maupun oksidasi lemak oleh oksigen.
2.7.  Faktor yang Mempengaruhi Kecepatan Pembekuan
Menurut Afrianto dkk (2011), ada 4 faktor penting yang mempengaruhi kecepatan proses pembekuan pada ikan, yaitu :
1.      Cara perambatan panas.
Setiap teknik pembekuan, mempunyai cara perambatan panas yang khas sehingga akan mempengaruhi kecepatan pembekuan.
2.      Perbedaan suhu awal tubuh ikan dan suhu yang diinginkan.
Karena proses pembekuan merupakan peristiwa pemindahan panas , perbedaan antara suhu tubuh ikan semula dengan suhu yang diinginkandapat mempengaruhi kecepatan pembekuan. Semakin besar perbedaan suhu, semakin banyak waktu yang diperlukan dalam proses pembekuan.
3.      Ukuran ikan.
Ukuran tubuh ikan dapat mempengaruhi kecepatan pembekuan. Semakin tebal jaringan tubuh ikan, semakin banyak waktu yang dibutuhkan untuk mencapai titik beku.
4.      Wadah yang digunakan.
Kecepatan pembekuan ikan juga dapat dipengaruhi oleh wadah yang digunakan. Wadah yang terbuat dari bahan yang bersifat kurang baik dalam menghantarkan panas sangat menolong proses pembekuan. Wadah semacam ini mampu menghalangi terjadinya kontak dengan udara diluar sehingga suhu didalam wadah menjadi lebih cepat menurun dan ikan lebih cepat membeku.

2.8.  Teknik Pembekuan
Terdapat beberapa teknik pembekuan yang dikenal dimasyarakat menurut Bambang Agus Murtidjo (2003),  yaitu :
1.      Sharp freezer
Sharp frezer  merupakan teknik pembekuan yang tergolong sangat lambat. Pembekuan dengan Sharp freezer dilakukan dengan meletakkan produk perikanan pada rak-rak yang terdiri atas pipa-pipa pendingin. Bahan pendingin yang digunakan adalah ammonia, freon 12, atau kadang-kadang udara dingin yang dialirkan melalui pipa-pipa pendingin tersebut.
Pembekuan sharp freezer terbatas untuk produk perikanan yang sudah dikemas. Kecepatan pembekuan berjalan lambat dan ditentukan oleh temperatur pipa-pipa pendingin. Temperatur yang dianjurkan adalah minus 30oC - 45oC. Produk perikanan yang dibekukan sebaiknya tidak ditumpuk, tetapi cukup disusun selapis-selapis. Pembekuan dengan cara ini dapat mencegah terjadinya penggembungan produk.
2.      Air Blast freezer
Air Blast freezer adalah sebuah lorong dengan udara dingin yang disirkulasikan ke sekitar produk yang akan dibekukan dengan bantuan kipas angin setelah udara tersebut melewati evaporator. Air Blast Freezer digunakan untuk membekukan produk perikanan yang sudah dikemas dan diletakkan dalam pan-pan tertutup.
Pembekuan produk perikanan dengan air blast freezer tergantung pada kecepatannya, makin cepat makin cepat dingin. Kelemahan pembekuan dengan air blast freezer adalah terjadinya proses pengeringan pada produk perikanan yang tidak dikemas. Namun, pembekuan dengan air blast freezer juga mengandung kelebihan, yakni dapat digunakan untuk produk perikanan segala ukuran dan jenis secara bersamaan.
Untuk meningkatkan kapasitas dan efisiensi, unit pembekuan ini dilengkapi dengan alat otomatis, sehingga produk perikanan yang sudah beku secara otomatis keluar dari freezer.
3.      Plate freezer
Plate freezer sangat cocok untuk membekukan produk perikanan yang dikemas dalam kotak-kotak persegi dengan berat 2 – 4 kg. Produk perikanan yang sering dibekukan dengan freezer jenis ini adalah udang, fillet, fish stick, fish block. Pada pembekuan ini, produk perikanan yang dibekukan dijepit di antara dua plat yang dialiri bahan pendingin.



















III.             METODE PRAKTEK
3.1. Waktu dan Tempat
Praktek magang dilaksanakan pada Tanggal 20 Januari sampai dengan 20 Februari 2014 pada industri pembekuan cumi-cumi (Loligo sp.) di PT. Putri Indah, Pelabuhan Perikanan Samudera Belawan Gabion, Sumatera Utara.
3.2. Prosedur Pelaksanaan
Prosedur pelaksanaan dilakukan dengan praktek langsung (magang) dan mengamati pembekuan yang ada di PT. Putri Indah, Pelabuhan Perikanan Samudera Belawan Gabion, Sumatera Utara. Data manajemen meliputi tenaga kerja (SDM), keuangan, bahan baku dan pemasaran, sedangkan data pembekuan meliputi bahan dan alat yang digunakan, proses pembekuan/prosedur pembekuan cumi-cumi (Loligo sp.).
3.3. Metode Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan berupa data primer dan sekunder. Selanjutnya dianalisis secara deskriptif dan disusun dalam bentuk laporan sehingga dapat ditarik kesimpulan tentang permasalahan yang dihadapi oleh usaha industri pembekuan cumi-cumi (Loligo sp.) yang ada di PT. Putri Indah, Pelabuhan Perikanan Samudera Belawan Gabion, Sumatera Utara.                               
3.3.1.      Data Primer
            Data primer diperoleh langsung dari wawancara dengan para karyawan dan pengawas lapangan di PT. Putri Indah, Pelabuhan Perikanan Samudera Belawan Gabion, Sumatera Utara. Data primer yang ingin didapat adalah cara penanganan cumi-cumi (Loligo sp.) setelah berada di lokasi, jenis penanganan yang dilakukan, teknik penanganan yang dilakukan, tindakan yang dilakukan bila cumi-cumi tidak memenuhi standar yang boleh ditangkap, dan kendala maupun tindakan yang dilakukan untuk mengatasi kendala tersebut.
3.3.2.       Data Sekunder
Data sekunder yang akan dikumpulkan dari perusahaan terdiri dari profil perusahaan yang meliputi lokasi perusahaan dan sejarah pendirian perusahaan, struktur dan organisasi tata kerja, sarana dan fasilitas, jenis, pemasaran dan prospek usaha, serta data-data lain yang diperoleh selama proses pembekuan  berlangsung.

IV.              KONDISI LOKASI MAGANG
4.1.  Lokasi PT. Putri Indah
Gambar 1 berikut adalah denah lokasi PT. Putri Indah di wilayah Pelabuhan Perikanan Samudera Belawan Gabion, Sumatera Utara.
Gambar 1. Denah Lokasi PT. Putri Indah
PT. Putri Indah memiliki luas lahan sekitar 1000 m2 dan berada dalam kawasan Pelabuhan Perikanan Samudera Belawan. Posisi PT. Putri Indah berada tepat dibelakang kantor PPS Belawan dan dekat dengan Koperasi Unit Daerah (KUD) di bagian belakang. Perusahaan ini berada ±700 m dari pintu masuk utama PPS Belawan dan jarak dengan Dermaga sekitar ± 700 m. Untuk mencapai kota Belawan, dibutuhkan waktu kira-kira 30 menit dari PT. Putri Indah.










V.                HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1.            PT. Putri Indah
5.1.1.      Profil Perusahaan
            PT. Putri Indah merupakan salah satu perusahaan perikanan yang berada di jl. Gabion, Belawan, Sumatera Utara. Perusahaan ini juga termasuk salah satu perusahaan yang berada dalam naungan Pelabuhan Perikanan Samudera(PPS) Belawan dan berdiri pada tahun 2003. Perusahaan ini hanya bergerak dalam bidang penanganan hasil tangkap untuk dikirimkan ke pembeli dari dalam maupun luar negeri. Jenis hasil perikanan yang diberi penanganan di perusahaan ini hanya dua, yaitu jenis ikan demersal dan Chephalopoda. Ikan demersal yang biasanya di tangani seperti ikan layur, ikan kambing-kambing, ikan pisang-pisang, dan lainnya jenis ikan demersal. Sedangkan untuk Chephalopoda yang ditangani adalah cumi-cumi dan sotong.
Bahan baku PT. Putri Indah berasal dari dua sumber, yaitu dari kapal nelayan milik pribadi dan dari hasil tangkapan nelayan sekitar. Bahan baku yang berasal dari kapal nelayan milik pribadi didapat setelah pelayaran kapal nelayan selama 2 minggu dan kembali ke dermaga untuk penyetoran hasil tangkapan ke perusahaan. Bahan baku yang berasal dari hasil tangkapan nelayan sekitar didapat dengan membeli dengan nelayan tersebut atau telah menjalin kerjasama dengan nelayan sekitar.
5.1.2.      Struktur Organisasi Perusahaan
Perusahaan ini dalam menjalankan usahanya dipimpin oleh Direktur yaitu Samin dan memiliki General Manager yang bernama Ahwe yang setiap harinya mengawasi karyawan perusahaan ini. Kemudian Perusahaan ini memiliki kepala Bagian yang terdiri atas Kepala Bagian Gudang yaitu Ayaw, Kepala Bagian Mekanik yaitu Edi, Kepala Bagian Penjualan yaitu Santi serta Kepala Bagian Produksi yaitu Kadir. Setiap kepala bagian memiliki anggota yang telah terstruktur. Sedangkan pekerja yang bertugas untuk menyortir, mencuci, packing dan lainnya dilakukan oleh pekerja harian atau bebas. Struktur organisasi PT. Putri Indah dapat dilihat pada gambar 1 berikut.

STRUKTUR ORGANISASI  PT. PUTRI INDAH PELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA (PPS) BELAWAN
Kepala penjualan
Santi
Kepala mekanik
Edi
Kepala produksi
Kadir
Kepala gudang
Ayaw
Anggota :
1.    Hardi
2.    Anisa

Anggota :
1.    Asheng
2.    Ferdi
3.    Aris
Anggota :
1.    Jono (Quality Control)
2.    Sonya (Quality Control)
Anggota :
1.    Zal
2.    Dedi
Pekerja Harian

Owner
(Samin)
General Manager
(Ah we)
 



















Gambar 2. Struktur Organisani PT. Putri Indah
           
Pekerja harian(daily worker) bekerja hanya saat dibutuhkan oleh perusahaan saja. Jumlah pekerja juga tergantung pada jumlah bahan baku yang masuk dan yang akan di beri penanganan. Jumlah pekerja harian rata-rata 20 pekerja. Pekerja harian juga tidak jarang datang dari pekerja harian perusahaan lain di sekitar PT. Putri Indah dan warga sekitar lokasi perusahaan.
5.1.3.      Fasilitas Perusahaan
            PT. Putri Indah memiliki luas lahan sekitar 1000 m2 dengan berbagai fasilitas yang dimiliki perusahaan untuk mendukung kelancaran proses produksi. Fasilitas yang dimiliki perusahaan adalah sebagai berikut :

1.        Fasilitas Bangunan
Untuk membantu atau mendukung proses penanganan dan memuaskan pekerja, PT. Putri Indah membangun beberapa fasilitas, seperti ruang staff, ruang ganti pakaian, toilet, ruang cuci tangan, ruang air bersih, pos satpam, dan dua ruang produksi. Bangunan ini memiliki 2 tingkat, tingkat pertama merupakan kantor manager dan staff yang mengatur keluar masuknya bahan baku. Sedangkan tingkat kedua merupakan kantor seluruh staff seperti staff QC (Quality Control) dan lainnya.
2.        Fasilitas Produksi
Fasilitas produksi yang diperlukan untuk membantu dalam proses penanganan bahan baku di PT. Putri Indah adalah :
a.       Fasilitas Penyiapan Bahan Baku
1.        Chill box berisi es curah campuran garam digunakan untuk menaruh bahan baku sementara saat bahan baku masih dalam jumlah sedikit.
2.        Meja Sortir digunakan sebagai tempat untuk mensortir dan membersihkan bahan baku.
3.        Tag digunakan sebagai tempat meletakkan ikan yang telah disortir.
b.      Fasilitas Saat Penanganan
1.        Meja Sortir digunakan sebagai tempat untuk mensortir dan membersihkan bahan baku.
2.        Chill box berisi es curah campuran garam digunakan untuk menaruh bahan baku sementara saat bahan baku masih dalam jumlah sedikit.
3.        Timbangan digunakan untuk menimbang berat bahan baku dan menyamakan dengan kapasitas 1 kotak MC (Master Carton) yang akan di bekukan.
4.        Semi-contact plate freezer digunakan untuk membekukan bahan baku tahap awal sebelum di kirim ke produsen. Pembekuan dilakukan selama 3 sampai 4 jam.
5.        Air Blast freezer digunakan untuk membekukan bahan baku dalam jumlah sangat banyak. Alat ini sangat jarang digunakan.
6.        Ice flake maker digunakan untuk membuat sendiri es curah yang akan digunakan untuk mendinginkan bahan baku untuk sementara.
7.        Tag digunakan sebagai tempat meletakkan ikan yang telah disortir.
8.        Pan digunakan sebagai tempat penyusunan ikan yang akan dibekukan menggunakan alat semi-contact plate freezer.
c.       Fasilitas Saat Pemasaran
1.        Cold storage digunakan untuk penyimpanan bahan baku yang belum di antar atau dijemput produsen.
2.        Anteroom digunakan sebagai perantara antar cold storage dengan truk angkutan agar bahan baku yang akan dipindahkan ke truk tidak mengalami koagulasi atau penurunan suhu secara drastis.
3.        Plastik PE digunakan sebagai kemasan primer ikan layur beku.
4.        Karton digunakan sebagai kemasan sekunder untuk melindungi ikan layur beku ketika didalam cold storage dan proses penjualan.
d.      Fasilitas Untuk Pekerja
1.        Hand Lift digunakan untuk membantu memindahkan bahan-bahan selama proses produksi.
2.        Sarung Tangan digunakan untuk karyawan perusahaan agar mencegah kontaminasi.
3.        Sepatu Bot digunakan sebagai alas kaki untuk keamanan karyawan.
4.        Affrond digunakan ketika proses produksi yang berguna untuk melindungi pakaian karyawan dari percikan air.
5.        Lampu digunakan untuk menerangi ruangan produksi.
6.        Clorin digunakan sebagai bahan untuk mencuci peralatan produksi dan tangan karyawan diruang produksi.
5.1.4.      Tata Letak PT. Putri Indah
PT. Putri Indah memiliki 2 ruangan untuk penanganan bahan baku yang dibagi atas ruang penanganan khusus ikan demersal dan ruang penanganan khusus Chephalopoda. Dalam ruang tersebut terdapat 1 pintu masuk yang berada di ruang penanganan ikan demersal. Setiap ruang penanganan memiliki semi-contact plate dan meja penyortiran sendiri.

Gambar 3. Tata Letak PT. Putri Indah


Namun, untuk air blast freezer dan cold storage hanya berada di ruang penanganan ikan demersal saja. Setiap ruang memiliki 10 semi-contact plate freezer sendiri, 3 air blast freezer bersama, 1 cold storage dan 1 anteroom bersama. Dalam ruangan tersebut terdapat 1 lubang masuknya bahan baku dari luar kedalam yang berada di ruang penanganan ikan demersal. Setiap ruangan memiliki 4 ember cuci tangan yang berisi cairan chlorin 50 ppm untuk mensterilkan tangan sebelum bekerja. Dalam ruangan juga terdapat ruang penyimpanan kotak yang digunakan untuk mem-packing bahan baku.
5.1.5.      Kapasitas Produksi
   PT. Putri Indah mempunyai total produksi sekitar 5 sampai 10 ton perminggu atau 30 sampai 50 ton perbulan produksi cumi-cumi beku yang dihasilkan. Kapasitas produksi tidak dapat ditentukan secara pasti karena tergantung dari pemasukan hasil tangkapan pribadi perusahaan dengan hasil tangkapan nelayan lokal yang dijual ke perusahaan. Sumber bahan baku yang tidak hanya dari satu pihak saja ini juga sedikit menguntungkan bagi PT. Putri Indah karena dengan menerima bahan baku dari nelayan lokal membuat bahan baku cumi-cumi lebih banyak dibanding dengan hanya menerima dari nelayan pribadi.
Setiap bahan baku cumi-cumi yang datang biasanya tidak langsung dilakukan penanganan, melainkan di transfer ke dalam box berisi es curah dan garam sampai kapasitas box terpenuhi. Kapasitas bahan baku yang dapat ditampung didalam box hanya sebesar ±1 ton saja. Dalam satu hari, box cumi-cumi paling sedikit terisi hanya 1 sampai 2 kali. Hal ini juga dipengaruhi oleh bahan baku cumi-cumi yang musiman dan menipis.
5.1.6.       Analisis SWOT PT. Putri Indah
Uji kekuatan dan kelemahan pada dasarnya merupakan audit internal tentang seberapa efektif performa institusi. Sementara peluang dan ancaman berkonsentrasi pada konteks eksternal atau lingkungan tempat sebuah institusi beroperasi. Analisa SWOT bertujuan untuk menemukan aspek-aspek penting dari hal-hal tersebut di atas kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman. Tujuan pengujian ini adalah untuk memaksimalkan kekuatan, meminimalkan kelemahan, mereduksi ancaman dan membangun peluang.
Metode Analisis SWOT yang digunakan PT. Putri Indah dapat membaca keadaan perusahaan yang output-nya adalah perusahaan dapat berkembang sesuai dengan kemampuan bahkan dapat dikembangkan kembali PT. Putri Indah memiliki Strength, Weaknesses, Oppurtunities dan Threat sebagai berikut.
a.    Strength (Kekuatan)
Kekuatan atau Kelebihan dari PT. Putri Indah merupakan satu-satunya perusahaan di Pelabuhan Perikanan Samudera Belawan yang memiliki kapasitas penyimpanan terbesar. Dan salah satu perusahaan yang melakukan ekspor bahan baku ke luar negeri.
b.    Weaknesses (Kelemahan)
Kelemahan dari PT. Putri Indah sendiri adalah suplai bahan baku yang sedikit dan jumlah spesies juga berkurang karena tergantung pada pendaratan ikan dan masukkan dari nelayan sekitar.
c.    Opportunities (Peluang)
Adapun peluang dari PT. Putri Indah adalah usaha untuk ekspor yang menjanjikan namun dipengaruhi oleh keterbatasan bahan baku. Hal ini dapat disiasati dengan baik oleh perusahaan ini dengan cara menerima bahan baku dari nelayan sekitar yang berlayar.
d.   Threat (Ancaman)
Adapun ancaman yaitu dengan kurangnya jumlah bahan baku untuk ekspor dan pekerja pun bisa saja di berhentikan karena jumlah produksi yang sedikit.
5.2.       Proses Pembekuan
5.2.1.      Bahan Baku
            PT. Putri Indah merupakan salah satu perusahaan perikanan yang berada di kawasan Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Belawan dan  yang hanya menangani jenis ikan demersal dan Cephalopoda saja karena keterbatasan kerjasama dengan pembeli dari luar. Jenis bahan baku yang tergolong ikan demersal yang diterima oleh perusahaan ini adalah ikan layur, ikan kambing-kambing, ikan koli, dan ikan lainnya. Sedangkan untuk jenis Cephalopoda yang diterima oleh perusahaan adalah cumi-cumi dan sotong. Bahan baku yang biasanya dibekukan adalah jenis ikan demersal dan Chephalopoda. Ikan demersal yang dibekukan seperti ikan Koli (sejenis ikan biji nangka namun ukuran lebih besar), ikan kambing (Jacket fish), dan ikan lainnya. Sedangkan untuk Chephalopoda seperti cumi-cumi (Loligo sp.) dan sotong (Sepia sp.). Bahan baku perusahaan ini berasal dari dua sumber, yaitu dari hasil tangkapan sendiri dan dari nelayan sekitar yang menjual ke perusahaan.
             Bahan baku hasil tangkapan sendiri biasanya dalam jumlah sedikit karena keterbatasan jumlah kapal yang hanya ada 1 unit kapal. Sedangkan bahan baku yang bersumber dari nelayan dapat dikatakan cukup banyak. Namun, tidak semua bahan baku dari nelayan diterima begitu saja oleh perusahaan. Setiap bahan baku yang datang dari nelayan langsung dilakukan sortasi sebelum memasuki ruang penanganan. Sortasi dilakukan untuk memisahkan bahan baku yang baik dan yang tidak baik. Bahan baku yang buruk dari nelayan tidak diterima (reject) dan dikembalikan ke nelayan lagi.
Ciri- ciri ikan segar secara organoleptik dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Ciri-ciri ikan segar secara organoleptik
No
Parameter
Tanda-tanda
1
Penampakan
Ikan cemerlang mengkilap, badan ikan utuh, tidak rusak fisik, bagian perut masih utuh
2
Mata
Cerah (terang), selaput mata jernih, pupil hitam dan menonjol
3
Insang
Insang bewarna merah cemerlang atau sedikit kecoklatan, tidak ada lendir atau sedikit
4
Bau
Bau segar spesifik atau bau amis yang lembut
5
Lendir
Selaput lendir di permukaan tubuh tipis, encer, bening, mengkilap cerah, tidak lengket, berbau sedikit amis dan tidak busuk
6
Tekstur dan daging
Ikan kaku atau masih lemas dengan daging kenyal, jika ditekan dengan jari cepat pulih kembali
Sumber:Yunizal dan Wibowo (2000)


5.2.2        Alat Pembekuan
            PT. Putri Indah merupakan salah satu dari perusahaan atau industri penanganan hasil perikanan yang menggunakan alat semi-contact plate freezer dalam pembekuan bahan baku cumi-cumi (Loligo sp.).
            Semi-contact plate freezer adalah teknik pembekuan yang hampir sama dengan contact plate freezer dan plate freezer, namun yang membedakan adalah setiap plate dalam semi-contact plate freezer memiliki jarak sedikit lebih jauh dari contact plate freezer maupun plate freezer. Setiap satu lemari semi-contact plate freezer dapat menampung ±1 ton bahan baku.  Suhu yang digunakan berkisar -45oC dan biasanya digunakan hanya berkisar 3 sampai 4 jam saja. Semi-contact plate freezer digunakan hanya untuk membekukan bahan baku agar selama proses pengantaran ke pembeli dalam bentuk segar. Bila bahan baku yang telah beku tidak atau belum dibeli oleh pembeli, bahan baku akan dipindahkan kedalam cool room atau cold storage. Untuk air blast freezer yang memiliki suhu berkisar -30oC  sampai -35oC dan dapat menampung 200 ton bahan baku hanya digunakan saat bahan baku dalam jumlah banyak dan semi-contact plate freezer telah penuh saja.
            Cold storage atau cool room adalah ruang penyimpanan bahan baku yang memiliki suhu kisaran -18oC sampai -20oC dan digunakan untuk bahan baku yang belum di jemput oleh pembeli. Ruangan ini bertujuan untuk mempertahankan suhu bahan baku yang telah terlebih dahulu memasuki semi-contact plate freezer dan mempertahankan tekstur maupun aroma bahan baku. Setelah cold storage, dikenal juga ruangan yang berdempetan dengan cold storage yaitu anteroom. Anteroom berfungsi sebagai ruangan perantara antar cold storage dan truk pengangkut yang bertujuan untuk mencegah terjadinya penurunan suhu secara drastis(kondensasi) pada bahan baku beku yang dapat menyebabkan kerusakan pada bahan baku tersebut. Suhu pada anteroom juga berkisar -15oC sampai -18oC.
            PT. Putri Indah juga menggunakan flake ice maker yang dapat menghasilkan butiran es sendiri tanpa perlu dibeli. Flake ice maker adalah alat pembuat es yang memiliki pemotong es untuk menghasilkan butiran-butiran es lembut dalam jumlah banyak. Terdapat 2 flake ice maker di PT. Putri Indah yang berada di setiap ruang penanganan ikan demersal dan Chephalopoda.

5.2.3        Tahap Pembekuan cumi-cumi (Loligo sp.)
            Untuk setiap cumi-cumi yang sampai di PT. Putri Indah harus melewati beberapa tahapan, yaitu :
1.    Sortasi
Setiap bahan baku yang datang pertama haruslah dilakukan sortasi (pemisahan) sesuai dengan beberapa penilaian seperti tingkat kelayakan dan ukuran. Pemisahan kelayakan dibagi menjadi 2 grade atau tingkatan yaitu grade A dan grade B. Grade A untuk bahan baku yang dinilai bagus dan tingkat kelayakan tinggi sedangkan grade B untuk bahan baku kurang bagus dan tingkat kelayakan yang kurang. Dalam setiap grade juga dilakukan pemisahan menurut ukuran dan terbagi menjadi 3 ukuran, yaitu kecil, sedang dan besar. Untuk grade A akan langsung di lakukan penanganan di ruang tersebut untuk dikirim ke pembeli. Sedangkan untuk grade B akan dilakukan penanganan dan langsung di kirim ke pasar di lokasi tersebut yaitu KUD (Koperasi Usaha Dagang).
2.    Pencucian
Setelah dilakukan sortasi, bahan baku langsung dibersihkan. Untuk cumi-cumi dibersihkan tinta dan lendirnya. Hal ini bertujuan untuk membersihkan bahan baku sebelum dibekukan.
3.    Pembekuan tahap pertama
Setelah dilakukan pencucian pada cumi-cumi, langsung dilakukan penyusunan pada tiap plate untuk dimasukkan kedalam semi-contact plate freezer. Setiap plate diisi cumi-cumi sampai mencapai berat berkisar 1 sampai 2 kilogram. Plate yang tersedia berjumlah 50 unit dan total maksimal berat yang dapat disimpan dalam satu semi-contact plate freezer adalah ±1 ton. Lama pembekuan berlangsung dengan suhu sekitar -45oC berkisar 3 sampai 4 jam saja. Jika jumlah bahan baku banyak, maka air blast freezer yang digunakan. Namun, karena membutuhkan waktu yang lama dalam proses pembekuan yaitu 12 jam, air blast freezer menjadi sangat jarang digunakan.
4.    Glazing (Penirisan)
Setelah 3 sampai 4 jam, cumi-cumi dikeluarkan dan dilakukan penirisan (glazing). Glazing adalah proses penirisan atau pembuangan sisa-sisa es di sekitar tubuh cumi-cumi (Loligo sp.). Penirisan digunakan dengan cara mengaliri air ke seluruh tubuh cumi-cumi agar butiran es terikut.
5.    Pembungkusan (Packing)
Setelah dilakukan penirisan, cumi-cumi langsung dilakukan pembungkusan. Dalam satu plate digunakan 1 bungkus karton dan karton yang digunakan jenis MC (Master carton). Dalam setiap MC tertera berat kisaran cumi-cumi yang ada dalam karton dan berat kisaran yang digunakan adalah 200 sampai 300 gram, 300 sampai 400 gram, 500 sampai 700 gram, dan 700 gram sampai 1 kilogram. Setelah didalam karton, lalu dibungkus dengan plastik jenis PP agar saat penyimpanan di cold storage tidak membuat karton bagian luar basah atau lembab.
6.    Pembekuan tahap dua
Setelah selesai tahap pembungkusan, dilakukan pemisahan antara bahan baku cumi-cumi yang telah dipesan oleh pembeli dengan bahan baku yang belum dipesan. Bahan baku yang telah dipesan biasanya langsung dibawa oleh truk pembeli, sedangkan bahan baku yang belum dipesan dimasukkan ke cold storage sampai pemesanan selanjutnya. Suhu penyimpanan yang digunakan sekitar -18oC sampai -20oC.

VI.            

PERMASALAHAN DAN PEMECAHAN MASALAH
Permasalahan sangat sering terjadi dalam suatu perusahaan, misalnya saja masalah dalam suatu perusahaan perikanan yang sering terjadi diantaranya adalah sebagai berikut :

1.        Bahan baku cumi-cumi (Loligo sp.)
PT. Putri Indah memiliki nelayan dan kapal penangkapan pribadi yang sengaja disediakan untuk meningkatkan hasil tangkap termasuk cumi-cumi, namun nyatanya hasil tangkapan yang didapat dari kapal tersebut tidak maksimal dan masih tergolong sedikit. Hal ini menyebabkan kekurangan pemasokan bahan baku termasuk cumi-cumi pada perusahaan ini. Cumi-cumi yang didapat perhari hanya sekitar 1 ton kurang saja dan bahkan tidak ada. Perusahaan ini membeli hasil tangkapan nelayan lokal lalu di beri penanganan untuk dijual kembali kepada konsumen. Untuk menghindari bahan baku pemasokan dari nelayan lokal termasuk cumi-cumi yang tidak bagus atau tidak memenuhi standar internasional, maka dilakukan uji organoleptik terlebih dahulu oleh pekerja perusahaan. Bagi bahan baku cumi-cumi yang tidak tergolong baik akan dikembalikan ke nelayan lokal tersebut. Namun, dari segala yang dilakukan perusahaan tetap tidak dapat menambah jumlah produksi cumi-cumi beku di perusahaan tersebut.
Untuk menyiasati bahan baku yang kurang tersebut, PT. Putri Indah sebaiknya menambah jumlah kapal dan nelayan yang bekerja secara pribadi. Dengan menambah jumlah kapal dan nelayan, diharapkan dapat meningkatkan jumlah bahan baku yang masuk dan jumlah produk cumi-cumi beku yang terjual.

2.        Proses Penanganan Bahan Baku
PT. Putri Indah memiliki ruang penanganan yang cukup baik namun tidak didukung penuh oleh pekerja harian yang ada. Hal ini dikarenakan masih terdapat pekerja harian yang tidak memikirkan sanitasi dan higienisasi terhadap bahan baku yang akan ditangani. Masih banyak didapatkan pekerja tidak menggunakan perlengkapan yang telah disiapkan oleh perusahaan, seperti masih menggunakan kaos oblong saat melakukan penanganan. Bahkan walaupun sudah digunakan, tidak dipakai dengan semestinya. Dapat diambil contoh seperti penggunaan masker, masih banyak pekerja yang menggunakannya namun tidak digunakan untuk menutup mulut melainkan dibuka dan bekerja sambil berbicara satu sama lain.
Untuk mengatasi hal ini, perusahaan seharusnya melakukan pengawasan terhadap pekerja baik harian maupun tetap. Hal ini dapat dilakukan dengan cara melakukan peraturan ketat tentang kewajiban penggunaan perlengkapan untuk penanganan dengan benar.









VII.         

 KESIMPULAN DAN SARAN
5.3         Kesimpulan
            PT. Putri Indah merupakan salah satu perusahaan perikanan yang berada di jl. Gabion, Belawan, Sumatera Utara. Perusahaan ini juga termasuk salah satu perusahaan yang berada dalam naungan Pelabuhan Perikanan Samudera(PPS) Belawan dan berdiri pada tahun 2003. Perusahaan ini hanya bergerak dalam bidang penanganan hasil tangkap untuk dikirimkan ke pembeli dari dalam maupun luar negeri. Jenis hasil perikanan yang diberi penanganan di perusahaan ini hanya dua, yaitu jenis ikan demersal dan Chephalopoda. Ikan demersal yang biasanya di tangani seperti ikan layur, ikan kambing-kambing, ikan pisang-pisang, dan lainnya jenis ikan demersal. Sedangkan untuk Chephalopoda yang ditangani adalah cumi-cumi dan sotong.
PT. Putri Indah mempunyai total produksi sekitar 5 sampai 10 ton perminggu atau 30 sampai 50 ton perbulan produksi cumi-cumi beku yang dihasilkan. Kapasitas produksi tidak dapat ditentukan secara pasti karena tergantung dari pemasukan hasil tangkapan pribadi perusahaan dengan hasil tangkapan nelayan lokal yang dijual ke perusahaan. Sumber bahan baku yang tidak hanya dari satu pihak saja ini juga sedikit menguntungkan bagi PT. Putri Indah karena dengan menerima bahan baku dari nelayan lokal membuat bahan baku cumi-cumi lebih banyak dibanding dengan hanya menerima dari nelayan pribadi.           
PT. Putri Indah memiliki 2 ruangan untuk penanganan bahan baku yang dibagi atas ruang penanganan khusus ikan demersal dan ruang penanganan khusus Chephalopoda. Dalam ruang tersebut terdapat 1 pintu masuk yang berada di ruang penanganan ikan demersal. Setiap ruang penanganan memiliki semi-contact plate dan meja penyortiran sendiri. Namun, untuk air blast freezer dan cold storage hanya berada di ruang penanganan ikan demersal saja. Setiap ruang memiliki 10 semi-contact plate freezer sendiri, 3 air blast freezer bersama, 1 cold storage dan 1 anteroom bersama. Dalam ruangan tersebut terdapat 1 lubang masuknya bahan baku dari luar kedalam yang berada di ruang penanganan ikan demersal. Setiap ruangan memiliki 4 ember cuci tangan yang berisi cairan chlorin 50 ppm untuk mensterilkan tangan sebelum bekerja. Dalam ruangan juga terdapat ruang penyimpanan kotak yang digunakan untuk mem-packing bahan baku.
Untuk setiap cumi-cumi yang sampai di PT. Putri Indah harus melewati beberapa tahapan, yaitu sortasi, pencucian, pembekuan tahap pertama, Glazing(Penirisan), Pembungkusan(Packing), dan Pembekuan tahap kedua.


5.4         Saran
Untuk meningkatkan kesempurnaan hasil produk perikanan beku termasuk cumi-cumi di PT. Putri Indah, yang perlu diperhatikan adalah :
1.      Menyediakan sarana dan prasarana yang lengkap untuk meningkatkan kinerja para karyawan dan tenaga kerja harian.
2.      Proses pembekuan dan penanganan yang dilakukan pada bahan baku sebaiknya dilakukan dengan lebih hati-hati dan teliti.
3.      Menyediakan sumber air yang teruji kebersihannya untuk menjaga bahan baku tidak terkontaminasi.
4.      Lebih berhati-hati dalam melakukan penyortiran bahan baku yang akan diberi penanganan.
5.      Mempertegas peraturan pada tenaga kerja harian agar lebih efisien waktu dan tidak lebih banyak bermain-main daripada kerja.





DAFTAR PUSTAKA
Afrianto dan Liviawaty. 2011. Pengawetan dan Pengolahan Ikan, Cetakan ke-17. Kanisius. Yogyakarta.

Anonymous. 2011. www.organisasi.org.

Ditjen Perikanan Tangkap. 2011. Profil Pelabuhan Perikanan Samudera Belawan. Jakarta.

Gufran M. & Kordi. 2010. A to Z Budidaya Biota Akuatik untuk Pangan, Kosmetik, dan Obat-obatan. Lily Publisher. Yogyakarta.

Hadiwiyoto, S.  1993.  Teknologi Pengolahan Hasil Perikanan, Jilid 1. Liberty. Yogyakarta

Jati Wijaya. 2007. Biologi Interaktif Kls.X IPA. Azka Press. Jakarta.

Kanna Iskandar.  2005. Seri Budaya BULLFROG: Pembenihan dan Pembesaran. Kanisius. Yogyakarta.

Murtidjo B. A. 2003. Pembenihan Udang Windu Skala Kecil. Kanisius. Yogyakarta.

Niakhulwa. 2012. http//animaldiversity.ummz.umich,edu/site/index.html.

Suyanto dan Enny. 2009. Panduan Budidaya Udang Windu. Penebar Swadaya. Depok.





















LAMPIRAN


1.      Surat Turun Magang Pelabuhan Perikanan Samudera Belawan







                                                                                         

















2.      Surat Masuk ke PT. Putri Indah




3.      Dokumentasi selama di PT. Putri Indah

a.    PT. Putri Indah dari samping
 b. PT. Putri Indah dari depan
 c. Semi-contact plate freezer.
d. Persiapan pembekuan awal bahan baku.
e. Cumi-cumi dalam box dingin sementara.
 f. Pemasokan hasil tangkapan.
g. Lubang masuk bahan baku.
h. Chlorin 50 ppm untuk cuci tangan.
 i. Master Carton peyimpanan bahan baku.
j.  Sortasi bahan baku











LAPORAN MAGANG

TEKNIK PEMBEKUAN CUMI-CUMI (Loligo sp.) DI PT. PUTRI INDAH PELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA BELAWAN                      GABION SUMATERA UTARA




OLEH
VRAN ORLANDO JOSUA













FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2015
LAPORAN MAGANG

TEKNIK PEMBEKUAN CUMI-CUMI (Loligo sp.) DI PT. PUTRI INDAH PELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA BELAWAN                      GABION SUMATERA UTARA

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Melaksanakan Magang Pada Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

OLEH
VRAN ORLANDO JOSUA
1204113686












FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2015
KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL
UNIVERSITAS RIAU
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU
KELAUTAN
PENGESAHAN LAPORAN MAGANG

Judul
:
Teknik Pembekuan Cumi-Cumi (Loligo sp.) di PT. Putri Indah Pelabuhan Perikanan Samudera Belawan Gabion Sumatera Utara

Nama
:
Vran Orlando Josua
Nomor Mahasiswa
:
1204113686
Jurusan
:
Teknologi Hasil Perikanan
Program Studi
:
Teknologi Hasil Perikanan





Disetujui Oleh


Ketua Jurusan THP
Dosen Pembimbing





Dr. Desmelati, S.Pi, M.Sc
NIP.197202161998052001





Drs. Edison, M.Si
NIP.195909051987031003











RINGKASAN


Vran Orlando Josua (1204113686). Teknik Pembekuan Cumi-cumi (Loligo sp.) di PT. Putri Indah Pelabuhan Perikanan Samudera Belawan Gabion Sumatera Utara. Dibawah bimbingan Bapak Ir. Edison, M.Si dan Bapak Ir. M Siagian.

Praktek magang dilaksanakan pada Tanggal 20 Januari sampai dengan 20 Februari 2013 pada industri pembekuan Cumi-cumi (Loligo sp.)di PT. Putri Indah Pelabuhan Perikanan Samudera Belawan Gabion Sumatera Utara. Sasaran atau tujuan dari praktek magang ini adalah untuk mengetahui teknik pembekuan yang cocok digunakan untuk jenis bahan baku cumi-cumi (Loligo sp.). Serta memberikan tambahan informasi kepada mahasiswa dan pembaca tentang teknik pembekuan yang cocok dan yang diterapkan di PT. Putri Indah Pelabuhan Perikanan Samudera Belawan Gabion Sumatera Utara.
            PT. Putri Indah merupakan salah satu perusahaan perikanan yang berada di jl. Gabion, Belawan, Sumatera Utara. Perusahaan ini juga termasuk salah satu perusahaan yang berada dalam naungan Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Belawan dan berdiri pada tahun 2003. Perusahaan ini hanya bergerak dalam bidang penanganan hasil tangkap untuk dikirimkan ke pembeli dari dalam maupun luar negeri. Jenis hasil perikanan yang diberi penanganan di perusahaan ini hanya dua, yaitu jenis ikan demersal dan Chephalopoda. Ikan demersal yang biasanya di tangani seperti ikan layur, ikan kambing-kambing, ikan pisang-pisang, dan lainnya jenis ikan demersal. Sedangkan untuk Chephalopoda yang ditangani adalah cumi-cumi dan sotong.
   PT. Putri Indah mempunyai total produksi sekitar 5 sampai 10 ton perminggu atau 30 sampai 50 ton perbulan produksi cumi-cumi beku yang dihasilkan. Kapasitas produksi tidak dapat ditentukan secara pasti karena tergantung dari pemasukan hasil tangkapan pribadi perusahaan dengan hasil tangkapan nelayan lokal yang dijual ke perusahaan. Sumber bahan baku yang tidak hanya dari satu pihak saja ini juga sedikit menguntungkan bagi PT. Putri Indah karena dengan menerima bahan baku dari nelayan lokal membuat bahan baku cumi-cumi lebih banyak dibanding dengan hanya menerima dari nelayan pribadi.

            Semi-contact plate freezer adalah teknik pembekuan yang hampir sama dengan contact plate freezer dan plate freezer, namun yang membedakan adalah setiap plate dalam semi-contact plate freezer memiliki jarak sedikit lebih jauh dari contact plate freezer maupun plate freezer. Setiap satu lemari semi-contact plate freezer dapat menampung ±1 ton bahan baku.  Suhu yang digunakan berkisar -45oC dan biasanya digunakan hanya berkisar 3 sampai 4 jam saja. Semi-contact plate freezer digunakan hanya untuk membekukan bahan baku agar selama proses pengantaran ke pembeli dalam bentuk segar.
            Untuk setiap cumi-cumi yang sampai di PT. Putri Indah harus melewati beberapa tahapan, yaitu sortasi, pencucian, pembekuan tahap pertama, Glazing (Penirisan), Pembungkusan (Packing), dan Pembekuan tahap kedua.




KATA PENGANTAR
            Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan penulis kesempatan untuk menyelesaikan penulisan laporan magang yang berjudul “Teknik Pembekuan cumi-cumi (Loligo sp.) di PT. Putri Indah Pelabuhan Perikanan Samudera Belawan Gabion Sumatera Utara“ tepat waktu.
            Penulis mengucapkan terimakasih kepada bapak Edison selaku pembimbing akademik yang telah memberikan ajaran tentang pembuatan laporan magang ini, juga ibu Desmelati selaku ketua jurusan Teknologi Hasil Perikanan yang telah membimbing penulis dalam pembuatan laporan magang ini. Tidak lupa juga penulis ucapkan kepada rekan-rekan yang telah membantu dalam pencarian sumber dan data yang diperlukan dalam pembuatan laporan magang ini. Tanpa bantuan rekan, penulis tidak akan dapat menyelesaikan pembuatan laporan magang ini sendiri.
            Penulis menyadari bahwa penulisan laporan magang ini belum sempurna, oleh karena itu saran dan kritik yang membangun dari rekan-rekan pembaca sangat dibutuhkan untuk penyempurnaan laporan magang ini.








 Pekanbaru, Maret 2015


   Vran Orlando Josua
DAFTAR ISI
Isi                                                                                                                Halaman
KATA PENGANTAR..................................................................................... I
DAFTAR ISI..................................................................................................... II
DAFTAR GAMBAR....................................................................................... III
DAFTAR TABEL............................................................................................ IV
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................... V

I.         PENDAHULUAN
1.1.   Latar Belakang...................................................................................... 1
1.2.   Tujuan................................................................................................... 1
1.3.   Manfaat................................................................................................. 2

II.      TINJAUAN PUSTAKA
2.1.   Pelabuhan Perikanan Samudera Belawan............................................. 3
2.2.   Klasifikasi Cumi-Cumi(Loligo sp.)....................................................... 4
2.3.   Habitat Cumi-Cumi(Loligo sp.)............................................................ 5
2.4.   Komposisi Kimia Cumi-Cumi(Loligo sp.)............................................ 6
2.5.   Pengertian Pembekuan.......................................................................... 7
2.6.   Pengaruh Pembekuan terhadap Bakteri................................................ 7
2.7.   Faktor yang Mempengaruhi Kecepatan Pembekuan............................ 8
2.8.   Teknik Pembekuan................................................................................ 8

III.   METODE PRAKTEK
3.1.   Waktu dan Tempat............................................................................... 11
3.2.   Alat dan Bahan..................................................................................... 11
3.3.   Metode Praktek.................................................................................... 11
3.4.   Analisis Data......................................................................................... 11

IV.   KONDISI LOKASI MAGANG
4.1.   Lokasi PT. Putri Indah.......................................................................... 13

V.      HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1.   PT. Putri Indah..................................................................................... 15
5.1.1.      Profil Perusahaan...................................................................... 15
5.1.2.      Struktur Organisasi Perusahaan................................................ 15
5.1.3.      Fasilitas Perusahaan.................................................................. 16
5.1.4.      Tata Letak PT. Putri Indah....................................................... 18
5.1.5.      Kapasitas Produksi.................................................................... 20
5.1.6.      Analisis SWOT PT. Putri Indah................................................ 20
5.2.   Proses Pembekuan................................................................................ 21
5.2.1.      Bahan Baku............................................................................... 21
5.2.2.      Alat pembekuan........................................................................ 22
5.2.3.      Tahap Pembekuan..................................................................... 23 

VI.   PERMASALAHAN DAN PEMECAHAN MASALAH
6.1.   Bahan Baku Cumi-Cumi(Loligo sp.).................................................... 23
6.2.   Proses Penanganan Bahan Baku........................................................... 23

VII. KESIMPULAN DAN SARAN
7.1.   Kesimpulan........................................................................................... 26
7.2.   Saran..................................................................................................... 26

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN




















DAFTAR GAMBAR
Gambar                                                                                                     Halaman
1.    Denah Lokasi PT. Putri Indah............................................................................ 13
2.    Struktur Organisasi PT. Putri Indah.................................................................... 16
3.    Tata Letak PT. Putri Indah................................................................................. 19









DAFTAR TABEL
Tabel                                                                                                          Halaman
1.        Komposisi Kimia dan Nilai Gizi Daging Cumi-Cumi...................................... 6
2.        Ciri-ciri ikan segar secara organoleptik............................................................. 22









DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran                                                                                                   Halaman
1.             Surat Turun Magang Pelabuhan Perikanan Samudera Belawan...... ........... 32
2.             Surat Masuk ke PT. Putri Indah ................................................................. 33
3.             Dokumentasi selama di PT. Putri Indah...................................................... 34
a.       PT. Putri Indah dari samping.................................................................... 34
b.      PT. Putri Indah dari depan........................................................................ 34
c.       Semi-contact plate freezer.......................................................................... 34
d.      Persiapan pembekuan awal bahan baku.................................................... 34
e.       Cumi-cumi dalam box dingin sementara................................................... 34
f.       Pemasokan hasil tangkap........................................................................... 34
g.      Lubang masuk bahan baku........................................................................ 35
h.      Chlorin 50 ppm untuk cuci tangan............................................................ 35
i.        Master carton penyimpanan bahan baku................................................... 35
j.        Sortasi bahan baku.................................................................................... 35




About Me

My photo
Technology can upgrade, but, God always be almighty.